Minggu, 13 Januari 2013

Gulir Sang Waktu


Sang cahaya senja nan merah
Aku yang berdiri di ufuk rindu
Menyambut Awan kelam dijilati rembulan
Olahan waktu kian melaju
Titisan hari berganti bulan menuju tahun
Aku tetap disini
Diatas perut bumi yang lelah
Disini...
Udara yang terhirup melambaikan keberadaanku
Titik yang terlihat melukiskan keindahanku
Lalu gelombang yang terdengar mengisyaratkan tabuhanku
Aku terurai seperti gerai rambut-mu kawan
Tapi, sentuhan alam lembut merangkaikan jiwaku
Dan Pijakan yang tersandar itu menyadarkan aku
Hidup itu penuh nikmat, pun lara
Dijalan hidup ini...
Lelehan air mata kadang melinangi derap langkah
Juga torehan senyum kala menapaki bumi
Ia Berlalu, bergulir, melaju demi detik
Saat ini...
Kala, usiaku bertambah itu tanda kebesaran-Mu
Lajur tapak kaki hingga kini itu tanda keagungan-Mu
Tuhan...
Tiada henti aliran darah ini memuji-Mu
Tak akan berhenti nadi ini atas kuasa-Mu
Biarkan la gulir Waktu Menelan-ku
Tapi bukan Imanku pada-Mu

Karya : Ita Arya (Yunita Asmira)

Kamis, 10 Januari 2013

SOSOK PUTIH



Aku terbangun, aku terjaga ketika tidurku tlah lelap
Aku teringat, terbayang betapa kecilnya aku di hadapannya
Aku khilaf, aku salah…kelalaianku yang tak aku sadari
Aku menangis, kecewa pada diriku sendiri…
Kesalahan…kelalaian dan kekhilafan... mengapa ada waktu itu
Sosok bayangan putih mengajariku agar aku paham dalam roda kehidupan
Tapi dengan kuat sosok hitam merayuku, menghempasku dalam balutan penyesalan
Menghampiriku sehingga aku lemah tak berdaya
Sehingga aku kaku untuk memberontak…..keluh tuk berucap
Andai wahana alam terpesona
Andai mendungnya langit menjadi hujan penyejuk penyucian jiwa…
Andai teriknya matahari mampu membakar kayu api penyesalan…
Andai aliran air mampu mendinginkan hati yang panas
Andai waktu dapat ku putar kembali
Andai roda waktu dapat ku ulangi dengan sempurna maka aku akan menjadi sosok putih itu

MUSNAH




Awal aku terlahir
Ku lihat sekelilingku indah dan angin surga berhembus ke sukma
Pertama kali mata memandang, hijau dan ranum bunga katsuri menghiasi mega
Sejauh kaki melangkah, terasa intan di buai dalam jiwa
Sekeliling terpancar nuansa jingga dari angkasa
Desiran, Bunyian, hembusan terungkap dengan jelas
Tapi kemana semua itu….apa hilang, lenyap, tenggelam, terbenam dalam lubuk kelam
Mata ku serasa buta karena semuanya telah hilang
Disana merah…panas dan asap membubung ke angkasa
Insan yang terbang kini hijrah ke India karena angkasa telah hilang angin surga
Langkah kaki kini menginjak batu batu cadas,
Bara api meleleh dengan sempurna
Intan tempat berpijak telah hangus
Air mata mengalir, menenggelamkan petak hijau,
Kotak kotak permadani dan benteng benteng angin kini tlah tumbang
Dimana aku akan berada, apa aku harus tinggal di goa goa batu di pinggir samudera
Setiap hari bermain dengan pasir agar tak terbakar amarah merah
Dan berteman dengan arwana laut yang menjauh


Karya : Ita Arya (Yunita Asmira)