Kau adalah sudut sabang
Yang menghubungkan Indonesia Timur
Dan Indonesia barat
Kini kau tlah diterjang Tsunami
Merana memikul duka berlinang air mata
Ribuan mati, semua rata dengan tanah
Semua hanyut ikuti lumpur tsunami
Kini tinggal bangkai berserakan
Bagai sampah yang terbuang
Mungkin alam tak ingin bersahabat lagi
Kutatap wajahmu aceh
Terpancar kesedihan mendalam
Ku lihat nasib mereka
Mungkin lapar, kedinginan atau hilang entah kemana
Kau kini menangis, merintih
Tapi tak ada lagi yang bisa disesali
Mungkin ini peringatan bagi semua
Untuk lebih sadar dan terbuka
Mungkin hari ini Tsunami
Tapi esok kau akan tersenyum untuk negeri
28 Desember 2004