Aku datang dari negeri Ampera
Menuju tanah Rafflesia untuk menggapai impianku
Untuk meraih mimpiku dengan awalku seorang mahasiswa
Semuanya adalah tekadku, Keinginanku
Sesungguhnya…….Bunda tidak melepas daku pergi
Dengan tetesan air mata Bunda…hingga aku kemari
Ternyata kehidupan mahasiswa jauh sekali dalam bayanganku
Debu menyelimuti lalu lalangku menuju kampus biru
Terik matahari, menyengat tubuh ku yang mungil
Hujan menjadi teman seperjalanku
Hingga akhirnya aku terkulai, sakit tak berdaya
Tetapi dalam benakku hanya ada satu “impianku”
Dunia mahasiswa banyak mengajariku, membuka pikiranku tentang kehidupan yang sesungguhnya
Mulai dari pengkhianatan seorang teman
Cinta dan kesetiaan yang aku miliki
Perang dan konflik dalam perlemen
Hingga kemunafikan seseorang yang mengaku dirinya suci
Kehidupan mahasiswa belum usai
Kepenatan, perang pemikiran, mempertahankan argument adalah hal yang membuat batin sakit
Tapi semua itu harus dilalui, harus dijalani demi “Impian”
Hari ini… ditempat ini
Aku, kamu, Dia dan kita semua mencapai itu
Gelar sarjana disandangkan dan membri nuansa baru dalam nama
Senyum termanis hadir menghiasi
Kebahagiaan terpancar dalam nuansa jingga
Hari ini, kebahagiaan ini
Senyum ini dipersembahkan untuk Bunda, untuk Ayah
Untuk Sahabat, untuk mu sang motivator
Dan untuk Sang Ilahi Robbi dalam batinku.
Bengkulu, 5 Desember 2011
Pukul : 20.44
Menuju tanah Rafflesia untuk menggapai impianku
Untuk meraih mimpiku dengan awalku seorang mahasiswa
Semuanya adalah tekadku, Keinginanku
Sesungguhnya…….Bunda tidak melepas daku pergi
Dengan tetesan air mata Bunda…hingga aku kemari
Ternyata kehidupan mahasiswa jauh sekali dalam bayanganku
Debu menyelimuti lalu lalangku menuju kampus biru
Terik matahari, menyengat tubuh ku yang mungil
Hujan menjadi teman seperjalanku
Hingga akhirnya aku terkulai, sakit tak berdaya
Tetapi dalam benakku hanya ada satu “impianku”
Dunia mahasiswa banyak mengajariku, membuka pikiranku tentang kehidupan yang sesungguhnya
Mulai dari pengkhianatan seorang teman
Cinta dan kesetiaan yang aku miliki
Perang dan konflik dalam perlemen
Hingga kemunafikan seseorang yang mengaku dirinya suci
Kehidupan mahasiswa belum usai
Kepenatan, perang pemikiran, mempertahankan argument adalah hal yang membuat batin sakit
Tapi semua itu harus dilalui, harus dijalani demi “Impian”
Hari ini… ditempat ini
Aku, kamu, Dia dan kita semua mencapai itu
Gelar sarjana disandangkan dan membri nuansa baru dalam nama
Senyum termanis hadir menghiasi
Kebahagiaan terpancar dalam nuansa jingga
Hari ini, kebahagiaan ini
Senyum ini dipersembahkan untuk Bunda, untuk Ayah
Untuk Sahabat, untuk mu sang motivator
Dan untuk Sang Ilahi Robbi dalam batinku.
Bengkulu, 5 Desember 2011
Pukul : 20.44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar